Bank Indonesia (BI) menyatakan fundamental perekonomian Indonesia dalam kondisi
yang baik. Akan tetapi, masih ada tantangan yang dihadapi perekonomian
Indonesia pada tahun 2017 ini.
Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Yoga Affandi menjelaskan, ada empat tantangan yang dihadapi ekonomi Indonesia.
Pertama, risiko kenaikan inflasi. "Inflasi tetap terkendali meski mengalami tekanan di awal 2017. Inflasi 2016 sangat rendah, tapi di 2017 memang ada kenaikan, beberapa penyebabnya seperti administered prices (komponen harga yang diatur pemerintah), biaya STNK, tarif listrik, pulsa telepon yang menyebabkan sumbangan inflasi tinggi," jelas Yoga pada acara Pelatihan Wartawan BI di Bandung, Sabtu (18/2/2017).
Tantangan kedua adalah tekanan nilai tukar akibat berbagai macam tantangan dari perekonomian dunia. Akan tetapi, kata Yoga, fundamental ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara di kawasan regional.
Dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang baik dan kuat, maka nilai tukar rupiah dapat stabil. Yoga menyatakan, bank sentral akan terus melakukan berbagai upaya dalam menstabilkan nilai tukar rupiah.
Tantangan ketiga adalah apabila inflasi tidak dapat dikelola dengan baik, maka dampaknya akan berimbas kepada produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Yoga menuturkan, ini khususnya akan berdampak kepada masyarakat berpendapatan rendah.
"Terutama yang lower income bisa tergerus dengan kenaikan inflasi terhadap purchasing power (daya beli)," tutur Yoga.
Tantangan keempat, tantangan yang diwaspadai oleh bank sentral adalah rigiditas suku bunga pinjaman. Yoga menyatakan, bank sentral merespon tantangan ini dengan mendorong kebijakan makroprudensial.
Sumber : Kompas.com