Tema
peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2016 adalah “Mengukir Makna Kebangkitan Nasional dengan Mewujudkan Indonesia yang Bekerja Nyata, Mandiri
dan Berkarakter“. Dengan tema ini kita ingin menunjukkan bahwa tantangan apapun
yang kita hadapi saat ini harus kita jawab dengan memfokuskan diri pada kerja
nyata secara mandiri dan berkarakter.
Pada hari Jumat tanggal 20 Mei 2016 telah
dilaksanakan upacara yang dilakukan oleh seluruh Kementerian di
Indonesia. Sambutan dari
menteri Komonikasi dan Informasi yang dibacakan oleh pembina upacara berisi :
1. Semoga segenap warga bangsa di manapun
berada, yang sedang mengikuti upacara Hari Kebangkitan Nasional ke 108,
senantiasa dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Berdirinya Boedi Oetomo sebagai sebuah
organisasi modern pada tahun 1908 memunculkan sumber daya manusia Indonesia
yang terdidik , memiliki jiwa nasionalisme kebangsaan, dan memiliki cita-cita
mulia untuk melepaskan diri dari penjajahan.
3. Perjuangan Boedi Oetomo yang dipimpin
oleh Dokter Wahidin Soedirohoesodo dan Dokter Soetomo, dilanjutkan oleh kaum
muda yang kemudian melahirkan Soempah Pemoeda pada tahun 1928. Dan melalui
perjuangan yang tak kenal lelah akhirnya bangsa Indonesia dapat memproklamirkan
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
4. NKRI adalah negara demokrasi
berlandaskan ideologi Pancasila, yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
adat istiadat yang hidup di tengah masyarakat.
5. Wilayah NKRI terbentang luas dari Sabang
hingga Merauke, terdiri dari 17.508 pulau, dihuni oleh penduduk sebesar 254,9
juta jiwa dengan 1.331 suku bangsa, 746 bahasa daerah, dengan garis pantai
sepanjang 99.093 km persegi.
6. Menjadi kewajiban seluruh komponen
bangsa Indonesia secara konsisten untuk menjaga, melindungi dan memelihara
tegaknya NKRI dari gangguan apapun, baik dari dalam maupun dari luar dengan
cara menerapkan prinsip dan nilai-nilai nasionalime dalam kehidupan
sehari-hari.
7. Medium baru teknologi digital berperan penting dalam
penyebaran informasi baik positif maupun negatif, secara cepat dan massif yang
menimbulkan dampak seperti:
(a) ancaman radikalisme dan terorisme untuk penyebaran paham dan
praktiknya; (b) munculnya
kekerasan dan pornografi yang terjadi pada generasi belia yang menjadi masalah
kultural utama; (c) dalam
lanskap dunia kita menghadapi problem kaburnya batas-batas fisik antara domestik
dan internasional; (d) makin
rentan terhadap penyusupan ancaman terhadap keutuhan NKRI dari luar wilayah
negeri ini.
7. Tantangan-tantangan baru yang muncul di
depan kita tersebut memiliki dua dimensi terpenting, yaitu kecepatan dan
cakupan. Kita tidak ingin
kedodoran dalam menjaga NKRI akibat terlambat mengantisipasi kecepatan dan
meluasnya anasir-anasir ancaman karena tak tahu bagaimana mengambil bersikap
dalam konteks dunia yang sedang berubah ini.
9. Pada tema peringatan tahun
ini, terdapat penekanan pada dimensi internasional, kita dihadapkan dalam
kompetisi global.
a. Kita bahu-membahu bersama sesama anak
bangsa untuk memenangkan persaingan-persaingan pada aras global, karena lawan
tanding kita semakin hari semakin muncul dari seantero penjuru dunia. Kita harus bangkit untuk menjadi
bangsa yang kompetitif dalam persaingan pada tingkat global.
b. Kini bukan saatnya lagi mengedepankan
hal-hal sekadar pengembangan wacana yang sifatnya seremonial dan tidak
produktif. Kini saatnya bekerja nyata dan mandiri dengan cara-cara baru penuh
inisiatif, bukan hanya mempertahankan dan membenarkan cara-cara lama
sebagaimana yang telah dipraktikkan selama ini.
c. Kepada yang diberi amanat Allah untuk
mengemudikan jalannya bahtera pemerintahan, diajak untuk : (a) menyelenggarakan
proses-proses secara lebih efisien; (b) memangkas segala proses pelayanan yang
berbelit-belit dan berkepanjangan tanpa alasan yang jelas; (c) membangun proses-proses
yang lebih transparan; (d) memberikan
layanan tepat waktu sesuai jangka waktu yang telah dijanjikan.
10. Proklamator dan presiden pertama RI, Ir Soekarno,
pernah menekankan tentang pentingnya membangun karakter bangsa.
“membangun suatu negara, membangun
ekonomi, membangun teknik, membangun pertahanan, adalah pertama-tama dan pada
tahap utamanya, membangun jiwa bangsa. Tentu saja keahlian adalah perlu, tetapi
keahlian saja tanpa dilandaskan pada jiwa yang besar, tidak akan dapat mungkin
mencapai tujuannya".
"Amal
semua buat kepentingan semua. Keringat semua buat kebahagiaan semua. Holopis
kuntul baris buat kepentingan semua".
11. Semoga
peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini juga memperbarui semangat Trisakti
“berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam
kebudayaan”. Jalan kemandirian ini lnsya Allah akan membawa bangsa Indonesia
mengalami kebangkitan yang selanjutnya, yaitu menjadi bangsa yang lebih jaya
dan kompetitif dalam kancah internasional.
Selamat
Hari Kebangkitan Nasional ke-108. Indonesia tetap jaya!