Beberapa pekan lalu usaha
rintisan pangan masa depan yang berada di Lembah Silicon muncul diberbagai
media. Salah satunya di koran Financial Time edisi pertengahan
November 2014. Contoh rintisan usaha itu
antara lain Imposible Foods, Hampton Creek dan Soylent.
Imposible Foods yang didirikan
oleh Pat Brown memamerkan makanan buatannya.
Salah satu yang ditampilkan adalah burger yang dibuat dari berbagai
sayuran. Seluruh proses pembuatan burger itu masih dirahasiakan karena sangat
mungkin terkait dengan hak cipta dan paten.
Dalam vedio yang ditampilkan,
sayuran dimasukan ke dalam sebuah mesin.
Kemudian dalam sesi berikutnya terlihat daging yang digunakan untuk
burger. Pat menegaskan, ia tidak membuat
daging alternatif, tetapi ia menyatakan, Imposible
Foods membuat daging dengan cara yang lebih baik.
Alasan pembuatan daging tanpa
hewan ini adalah betapa mahalnya pembentukan sel daging hewan, mulai dari
pengadaan pakan hewan, pembiakan hewan, pertumbuhan hewan, hingga pemotongan
hewan. Dalam rantai ini membutuhkan
banyak energi terbuang. Di sisi lain,
harga daging dinilai masih mahal. Burger
ini hanyalah satu produk pangan 2.0.
Rintisan usaha pangan masa depan
ini ingin ikut menangguk dana besar dari ledakan kapitalis di Lembah
Silicon. Bahkan mereka telah ancang-ancang
untuk menggantikan teknologi digital yang menjadi fokus utama Lembah
Silikon. Mereka yakin suatu saat
industri pangan masa depan itu akan menjadi mercusuar Lembah Silikon itu. Mereka beralasan ledakan penduduk masa
depan membutuhkan penyelesaian dalam
produksi pangan.
Tanpa inovasi, miliaran
penduduk akan kelaparan dan mati pada masa depan. Menengok ke tanah air sepertinya
kita juga membutuhkan loncatan besar untuk menyiapkan pangan masa depan. Hal itu menantang kita semua.
Sumber Kompas 24 November 2014
hal 17.