Pertemuan Teknis Surveillance Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Nasional diselenggarakan di Pusat Veterinaria Farma (PUSVETMA) Surabaya pada tanggal 4 April 2011, dihadiri oleh : Nara Sumber berasal dari Dewan Pakar Asosiasi Epidemiologi Veteriner Indonesia (AEVI) yakni, Prof. Drh. Setyawan Budiharta, MPH., Ph.D., Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan : Drh Pudjiatmoko, Ph.D dan Instansi terkait yang membidangi Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta personil BPPV/BBVet yang membidangi Bagian Epidemiologi, yakni :
Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Medan, Drh. Gazwa Mettilia Hakim
Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Bukittinggi, Drh. Rina Hartini
Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Lampung, Drh. Syamsul Ma’arif dan Drh. Diyan Cahyaningsari
Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta, Drh. Akhmad Junaidi. MMA dan Drh. Samkhan, M.Pert.
Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Subang, Drh. Satriyo Setyo Utomo
Balai Besar Veteriner Maros, Drh. Tangguh Pitona, M.Si
Balai Besar Veteriner Denpasar, Drh. Gunawan Setiaji
Balai Pengujian Mutu dan Produk Peternakan, Drh. Suparno, MM., M.Si
Serta diikuti Dinas terkait lainnya yang membidangi Peternakan dan Kesehatan Hewan, dari Sumatra Utara, Riau. Kepri, Jambi, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Maluku Utara.
Dalam pertemuan tersebut telah ada kata kesepakatan antara penyelengga dan Dewan Pakar Epidemiologi dari Asosiasi Epidemiologi Veteriner Indonesia (AEVI), yakni kemampuan uji pada Surveillance PMK Nasional 2011 sadalah 2000 sampel, yang dilakukan sendiri oleh instansi PMK adalah 1.500 sampel dan untuk BPPV dan BBVet masing-masing 60 sampel.
Rencana sampel yang diambil secara Sampel Random sederhana adalah dari beberapa tempat / lokasi diseluruh Nusantara, yakni : Sumatera Utara (Medan, Deli Serdang, dan Simalungun), Riau (Siak, Bengkalis), Provinsi Aceh (Aceh Besar, Pidi), Jambi (Tanjung, Jabung Barat), Kepri (Batam, Tanjung Pinang), DKI Jakarta (Jakarta Barat), Jawa Tengah (Blora), Jawa Timur (Tuban, Malang), Bali (Denpasar), NTT (Kupang), Sulawesi Selatan (Maros), Sulawesi Utara (Menado, Minahasa, Bitung), Kalimantan Barat (Bengkayang, Pontianak, Sanggau), Kalimantan Timur (Bulongan-Tarakan) dan Maluku Utara (Ternate).
Tetapi karena adanya perkembangan informasi dari para peserta meeting, bahwa perlunya diperhatikan daerah-daerah berisiko tinggi, maka usulan-usulan para peserta akan dijadikan pegangan agar Surveillance tahun ini akan lebih mewakili, sehingga sangat memungkinkan jumlah daerah akan berkembang lebih banyak lagi, perkembangan daerah sebagai lokasi sampel segera akan dikirimkan ke E-mail masing-masing peserta dalam waktu yang tidak begitu lama.
Sumber : BBV Wates
Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Medan, Drh. Gazwa Mettilia Hakim
Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Bukittinggi, Drh. Rina Hartini
Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Lampung, Drh. Syamsul Ma’arif dan Drh. Diyan Cahyaningsari
Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta, Drh. Akhmad Junaidi. MMA dan Drh. Samkhan, M.Pert.
Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Subang, Drh. Satriyo Setyo Utomo
Balai Besar Veteriner Maros, Drh. Tangguh Pitona, M.Si
Balai Besar Veteriner Denpasar, Drh. Gunawan Setiaji
Balai Pengujian Mutu dan Produk Peternakan, Drh. Suparno, MM., M.Si
Serta diikuti Dinas terkait lainnya yang membidangi Peternakan dan Kesehatan Hewan, dari Sumatra Utara, Riau. Kepri, Jambi, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Maluku Utara.
Dalam pertemuan tersebut telah ada kata kesepakatan antara penyelengga dan Dewan Pakar Epidemiologi dari Asosiasi Epidemiologi Veteriner Indonesia (AEVI), yakni kemampuan uji pada Surveillance PMK Nasional 2011 sadalah 2000 sampel, yang dilakukan sendiri oleh instansi PMK adalah 1.500 sampel dan untuk BPPV dan BBVet masing-masing 60 sampel.
Rencana sampel yang diambil secara Sampel Random sederhana adalah dari beberapa tempat / lokasi diseluruh Nusantara, yakni : Sumatera Utara (Medan, Deli Serdang, dan Simalungun), Riau (Siak, Bengkalis), Provinsi Aceh (Aceh Besar, Pidi), Jambi (Tanjung, Jabung Barat), Kepri (Batam, Tanjung Pinang), DKI Jakarta (Jakarta Barat), Jawa Tengah (Blora), Jawa Timur (Tuban, Malang), Bali (Denpasar), NTT (Kupang), Sulawesi Selatan (Maros), Sulawesi Utara (Menado, Minahasa, Bitung), Kalimantan Barat (Bengkayang, Pontianak, Sanggau), Kalimantan Timur (Bulongan-Tarakan) dan Maluku Utara (Ternate).
Tetapi karena adanya perkembangan informasi dari para peserta meeting, bahwa perlunya diperhatikan daerah-daerah berisiko tinggi, maka usulan-usulan para peserta akan dijadikan pegangan agar Surveillance tahun ini akan lebih mewakili, sehingga sangat memungkinkan jumlah daerah akan berkembang lebih banyak lagi, perkembangan daerah sebagai lokasi sampel segera akan dikirimkan ke E-mail masing-masing peserta dalam waktu yang tidak begitu lama.
Sumber : BBV Wates
No comments:
Post a Comment