Wednesday, 15 August 2012

Tren Produksi Unggas Dunia


Kendati angka pertumbuhan tahunan produksi daging ayam melambat sedikit di bawah 2%, namun pernyataan Badan Pangan Dunia (FAO) yang memperkirakan output tahun 2012 ini akan mencapai 103,5 juta ton menunjukkan kenaikan kontribusi unggas dalam produksi daging dunia hingga mencapai 34,3%.

Tabel produksi daging unggas dunia (dalam juta ton)
Kawasan
2000
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011(E)
2012(F)
Afrika
3,0
3,6
3,6
4,0
4,2
4,4
4,6
4,8
4,9
Amerika
30,1
35,9
37,0
38,9
41,1
40,1
41,8
42,8
43,0
Asia
22,9
27,3
28,3
30,1
31,8
32,9
34,5
36,1
37,4
Eropa
11,9
13,2
13,1
14,0
14,4
15,7
16,1
16,6
16,9
Oceania
0,8
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,1
1,3
1,3
Dunia
68,6
80,9
83,0
87,9
92,5
94,2
98,1
101,6
103,5

Tabel produksi daging ayam dunia (juta ton)
Kawasan
2000
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011(E)
20129(F)
Afrika
2,8
3,4
3,4
3,7
4,0
4,2
4,4
4,6
4,7
Amerika
27,2
32,7
33,7
35,3
37,4
36,7
38,4
39,2
39,4
Asia
18,7
22,5
23,5
24,9
26,4
27,2
28,6
29,9
31,0
Eropa
9,4
10,7
10,8
11,7
12,1
13,4
13,8
14,2
14,5
Oceania
0,7
0,9
1,0
1,0
1,0
1,0
1,1
1,3
1,3
Dunia
58,7
70,2
72,3
76,7
80,8
82,5
86,2
89,2
90,9
E= estimasi; F= prakiraan
Sumber: FAO

Sementara output daging sapi tahun ini diperkirakan akan stagnan pada angka 67,5 juta ton, daging babi diperkirakan meningkat 2,6% menjadi 111,7 juta ton, hampir seluruh kenaikan terjadi di Cina. Untuk tahun 2013, output daging unggas global akan mencapai 106 juta ton.

Dalam dua belas tahun terakhir, kontribusi daging ayam terhadap produksi unggas dunia telah meningkat dari tak sampai 86% menjadi sekitar 88% saat ini. Output daging ayam global meningkat 27,5 juta ton antara 2000 dan 2010. Angka ini ekuivalen dengan rata-rata pertumbuhan 4% per tahun. Angka pertumbuhan ini turun hingga separuh sejak dua tahun lalu sehingga total output pada 2012 menjadi 91 juta ton dan tahun depan diperkirakan sebesar 93 juta ton, demikian dilaporkan Terry Evans seperti yang dimuat dalam the poultry site.

Tentang data daging ayam internasional, perlu dicatat bahwa yang dikeluarkan oleh FAO adalah semua jenis ayam (termasuk ayam petelur afkir), sementara data yang dikeluarkan otoritas lain seperti Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) dan Institut Riset Kebijakan Pertanian dan Pangan (FAPRI) tidak memasukkan perkiraan daging dari ayam petelur afkir.

Kelima kawasan utama yang tampak pada tabel di atas menunjukkan angka pertumbuhan yang bervariasi. Berdasarkan data tersebut, pada periode 2000-2010, baik Afrika maupun Asia mencatat pertumbuhan sekitar 4,5% per tahun, sementara pertumbuhan di kawasan lain di bawah 4%, yakni rata-rata 3,9% di Eropa dan 3,5% di Amerika.

Sejak 2010, seluruh kawasan menunjukkan angka pertumbuhan yang melambat, mencerminkan semakin rendahnya tingkat keuntungan akibat tingginya biaya produksi, utamanya bahan baku pakan, sementara di beberapa negara wabah penyakit juga turut mempengaruhi skenario ini.

Produksi daging ayam di seluruh Asia meningkat sekitar 10 juta ton antara tahun 2000 dan 2010 dari 18,7 menjadi 28,6 juta ton.

Cina merupakan produsen utama Asia. Namun lagi-lagi sumber data sangat memengaruhi angka yang muncul. Data produksi yang dikeluarkan FAO untuk Cina biasanya memasukkan Taiwan, Hongkong dan Macao. Sementara angka produksi yang dirilis USDA dan FAPRI biasanya tidak memasukkan Taiwan, Hongkong dan Macao.

Berdasarkan data USDA, produksi daging ayam Cina daratan akan tumbuh sebesar 4% tahun ini menjadi 13,7 juta ton dan akan meningkat menjadi 14,3 juta ton pada tahun 2013. Sementara jika menggunakan data FAO, angka pada periode yang sama menunjukkan 12,1 dan 12,6 juta ton.

Di Cina, daging ayam merupakan sumber protein hewani kedua setelah daging babi. Tingginya harga daging babi pada tahun lalu disertai turunnya volume impor ayam membuat produksi broiler Cina meningkat  4 sampai 5 persen tahun ini. Ekspansi ini terutama menguntungkan produsen besar yang memiliki area peternakan komersial lebih terisolasi serta biosecurity yang lebih baik.

Pertumbuhan ekonomi Cina yang melambat akhir-akhir ini diperkirakan akan turut memengaruhi pertumbuhan produksi unggas. Meskipun masih akan naik, namun pertumbuhannya tidak akan mencapai 4,3%.

Tabel produsen daging broiler utama Asia (000 ton)
Negara
2000
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011(E)
2012(F)
2013(F)
Cina
9.269
10.200
10.350
11.291
11.840
12.100
12.550
13.200
13.730
14.279
India
1.080
1.900
2.000
2.240
2.490
2.550
2.650
2.900
3.200
3.520
Iran
803
1.237
1.360
1.468
1.566
1.610
1.650
1.723
1.775
1.828
Indonesia
804
1.126
1.260
1.295
1.350
1.409
1.465
1.515
1.540
1.566
Turki
662
978
946
1.012
1.170
1.250
1.430
1.614
1.687
1.763
Jepang
1.091
1.166
1.258
1.250
1.255
1.282
1.290
1.235
1.270
1.305
Thailand
1.070
950
1.100
1.050
1.170
1.200
1.280
1.380
1.420
1.477
Malaysia
786
904
922
931
945
945
945
950
955
960
E= estimasi, F= prakiraan
Sumber: USDA dan FAO untuk Iran

Produksi ayam di India meningkat sekitar 10% per  tahun selama dekade terakhir. Industri India sangat terorganisir, sektor komersial memberi andil 85% dari output total, dua pertiga diantaranya berasal dari perusahaan (terpadu) integrated.  Kendati sektor produksi sudah terbilang canggih, namun tak sampai 10% dari unggas diproses di fasilitas modern, 90% masih diproses secara manual, dipotong di pasar-pasar tradisional.  Pasar ayam hidup masih mendominasi karena anggapan sebagian besar diproses di rumah potong hewan modern.

Kurangnya infrastruktur rantai dingin jugamerupakan hambatan ekspansi bisnis ayam olahan.  Kendati ada beberapa wawah avian Influenza tahun lalu, namun menurut laporan USDA , tidak memiliki dampak ekonomi maupun produksi yang signifikan.  Dengan angka pertumbuhan yang masih terus tinggi, output daging ayam India tahun 2013 dipastikan akan melampaui 3 juta ton.

Untuk Indonesia pada 2010, data USDA menunjukan output sekitar 1,47 juta ton. Berarti jumlah pemotongan pada tahun itu sekitar 1,2 milyar ekor dengan rata-rata berat hidup sekitar 1,2 kg per ekor.  Sementara angka FAO menunjukan sebanyak 2,2 milyar ekor dipotong (termasuk ayam broiler  dan layer afkir), menghasilkan 1,65 juta ton daging karkas dengan rata-rata berat ayam hanya 0,75 kh per ekor.

Sumber : Poultry Indonesia Vol VII, Agustus 2012.

No comments:

Post a Comment