Thursday, 30 August 2012

Simulasi Pengendalian Wabah Penyakit Hewan


Indonesia telah memiliki mekanisme dan pengalaman dalam pengendalian bencana seperti saat terjadi bencana banjir, letusan gunung berapi dan tsunami. Kejadian penyakit luar biasa atau wabah penyakit dapat dinyatakan sebagai bencana nasional sehingga pendanaan dan mekanisme pemulihannya dapat dilakukan secara nasional. Berbeda dengan bencana alam yang biasanya terjadi secara lokal, wabah penyakit dapat terjadi dalam satu propinsi, lintas propinsi dan lintas pulau. Respon cepat sangat diperlukan agar pemulihan dapat berlangsung cepat.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam acara simulasi pengendalian wabah PMK yang berlangsung di Pontianak tanggal 10-12 Juli 2012 mengharapkan agar dalam penanggulangan penyakit yang berpotensi mewabah dan bisa menyebar cepat lintas teritorial seperti avian influenza, rabies dan juga PMK agar diupayakan semaksimal mungkin melibatkan masyarakat. Peran masyarakat sangat penting karena keterbatasan petugas yang tersedia.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam kesempatan tersebut juga mengingatkan agar jajaran peternakan tidak mudah lupa akan keberhasilan yang pernah diraih Indonesia dan dalam pengendalian wabah nasional yang mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar dan pernah mengancam keberadaan plasma nutfah ternak Indonesia, yaitu wabah PMK. Hingga saat ini Indonesia diakui oleh OIE apa yang dilakukan oleh Indonesia dalam membebaskan diri dan mempertahankan diri dari masuknya PMK telah mencapai posisi tertinggi level 5. Namun begitu diharapkan juga agar tidak mudah lupa dan lengah terhadap ancaman ke Indonesia karena mengalirnya produk dari luar negeri karena adanya perbedaan harga. Ancaman penyakit merupakan juga ancaman terhadap ketahanan pangan dan ancaman perekonomian negara.

Acara simulasi pengendalian wabah penyakit yang berlangsung di Pontianak diikuti oleh UPT Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan Kabupaten/Kota/Propinsi atau Dinas yang melaksanakan fungsi pembangunan peternakan, Badan Penanggulanganencana Nasional, Kepolisian dengan narasumber dari akademisi, Pusat Veterinaria Farma dan OIE Sub Regional Asia Tenggara dan Kementerian Pertanian dan Kehutanan Australia (DAFF). Simulasi berlangsung secara kelompok dengan men-diskusikan berbagai tahap pengendalian mulai tahap investigasi saat pertama kali terjadi kasus yang dicurigai, tahapan kesiagaan hingga tahap operasional kecil saat wabah hanya berkisar di tingkat kabupaten hingga operasional besar mencakup lintas propinsi. Hasil diskusi dari kelompok yang dibahas dalam forum diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam menyempurnakan Pedoman Pengendalian Penyakit Hewan KIAT VETINDO yang sudah dimiliki Indonesia dalam pengendalian wabah sehingga mudah diaplikasikan.

Pada akhir pengarahannya, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan juga berharap agar KIAT VETINDO, yang merupakan petunjuk dalam pengendalian wabah disosialisasikan dan disederhanakan dalam bahasa yang praktis dan sangat mudah dipahami oleh masyarakat sehingga masyarakat dengan mudah nantinya dapat berperan aktif dalam pengendalian wabah. Masyarakat memiliki potensi besar dalam pengendalian wabah maupun bencana nasional. (Sulaxono Hadi, BPPV Regional V Banjarbaru).

Sumber:http://ditjennak.deptan.go.id/bppv5/berita-133-simulasi-pengendalian-wabah-penyakit.html

No comments:

Post a Comment